Langsung ke konten utama

Jadi Panitia Qurban di Komplek Rumah..

Sabtu ini, kami di pekarangan Mesjid Darussakinah mengadakan pemotongan qurban. Ada 17 ekor sapi dan 3 ekor kambing yang harus di potong dan dibagikan untuk 1000 lebih bungkusan daging yang harus disiapkan.

Dimulai pada pukul 06.30 Wib kami selaku panitia qurban sudah mulai stand by di pekarangan dan dilapangan sekitar Mesjid. Tenda-tenda dan terpal sudah di pasang pada jumat sore, pagi ini cuma memasang beberapa terpal tambahan dan alas, serta mengeluarkan semua peralatan potong daging, termasuk juga timbangan dan plastik-plastik pembungkus daging.

Pemotongan sapi pertama akhirnya berlangsung pada pukul 07.30 Wib. Saya di awal pagi ini terlebih dahulu bantu kesiapan peralatan dan kelengkapan serta memastikan kondisi tempat sudah siap untuk digunakan oleh panitia lainnya. Sekitar 30 menit kemudian saya menyusul teman-teman lainnya yang terlebih dahulu merebahkan sapi, memotong dan mengulitinya. 

Ketika bergabung pada sapi pertama yang sedang dikuliti, saya hanya membantu panitia meregangkan kulit dan memegang kaki sapi sampai mengeluarkan isi perut dan mengangkat bagian sapi yang sudah di potong menjadi empat bagian ke atas gerobak yang selanjutnya di estafetkan lagi ke bagian pemotongan dan pemisahan daging.

Hingga beberapa sapi kemudian begitu lah yang bisa saya bantu, saat sapi ke 15 baru lah saya membantu menguliti. Sebenarnya sejak 30 menit saya datang ke tempat kegiatan, saya sudah dibekali sebuah pisau untuk modal bekerja. Namun, melihat bapak-bapak yang senior sedang semangat-semangatnya bekerja, pisau saya tersebut saya pinjamkan ke salah satu diantara mereka. Biarlah kita belajar dahulu teknik dari mereka, bilang saya dalam hati. Nah, ketika tenaga bapak-bapak tersebut sudah terkuras habis barulah saya yang turun tangan...hehehe...

Banyak hal yang saya dapatkan, diantaranya bagaimana teknik yang bagus untuk memisahkan kulit dan daging, serta bagaimana mengeluarkan organ dalam sapi dan kambing secara lebih baik. dan memotong sapi dan kambing tersebut menjadi ukuran yang lebih kecil. Sampai 3 kambing terakhir saya bekerja dengan demikian.

Sudah selesai semua, baru saya bergabung dengan team yang melakukan pencincangan daging dan pembungkusan hingga pukul 12.00 Wib. Selepas itu, kami rehat semua dan makan bersama dengan seluruh panitia dan pengurus Mesjid. Habis makan, baru lah azan Zuhur berkumandang. Sehubungan dengan pakaian yang ku kenakan sudah terkena darah dan kotoran sapi dan kambing, maka mau tak mau saya harus bersih-bersih diri pulang ke rumah. Ternyata, selepas sampai di rumah, ayah ku yang juga panitia ternyata istirahat sejenak pula di rumah. Sekitar 45 Menit kemudian, itu sudah bersih-bersih, Ayah makan di rumah karena gak bisa makan nasi yang dipesan takut kolesterol tinggi, sholat zuhur, kami berdua bergegas kembali ke Mesjid untuk melanjutkan pekerjaan. 

Sesampainya di Mesjid ternyata cincangan daging sudah hampir terbungkus semua, tinggal hanya tulang belulang, kepala dan buntut. Tidak banyak lagi yang bisa ku kerjakan, palingan menjaga bungkusan milik warga blok C, karena saya warga blok C dan Ayah juga ketua RT, makanya saya di beri tugas tambahan untuk nanti membagikan langsung daging kepada warga dan menerima kupon dari mereka.

Akhirnya, sekitar pukul 14.00 Wib daging sudah bisa disebarkan kepada warga. Rasanya di RT kami, masih ada 3 bungkus daging lagi yang tidak dijemput warga. Hal tersebut kami ketahui sekitar 30 kemudian dari jumlah kupon yang balik lagi ke kami. Akhirnya, daging tersebut kami simpan di rumah ketua RT sampai warga menjemput, toh kalau tidak dijemput juga, maka keesokan harinya, mungkin kita bakar-bakar di pos ronda...hehehe...

Selesailah tugas pembagian daging sekitar pukul 14.30 Wib, barulah kami melakukan bersih-bersih bersama. Namun, hal ini yang paling kurang ku suka, karena kebanyakan panitia, kalau sudah dapat daging langsung pulang, hanya sedikit yang bantu beres-beres. Hingga ku bantu antar tenda milik warga blok E kembali ke tempatnya, walau hanya 1 kali antar...hihihi...Maklum udah gak kuat lagi fisik, bongkar 3 tenda dan angkat ini itu yang juga lumayan berat. Alhamdulillah selesai juga.

Ini kegiatan yang selalu ku tunggu tiap tahunnya. Bukan daging gratis yang di tuju, aku pun lebih menyukai ikan dan ayam sebenarnya. Namun, kebersamaan dan kerjasama yang kompak yang ku rindukan. Semua warga datang dan ku bisa melihat wajahnya, termasuk salah satu wajah gadis yang pernah ku taksir...hehehe...gak juga ah...bercanda..

Banyak yang juga sudah tidak ku temukan, lantaran mereka kuliah, kerja dan berumah tangga di kota lain seperti kebanyakan teman sebaya dan sepemainan ku. Namun, banyak juga wajah baru yang ku kenal. Maklum lah kebanyakan warga kami hanya saling mengenal saat sholat berjamaah di Mesjid. Selain itu, tidak ada yang bisa ku kenali, mungkin Ayah ku yang paling banyak kenal karena beliau ketua RT 03 dan juga sekretaris RW. 

Ini kegiatan yang sangat menyenangkan, meski pun capek terasa, namun jiwa ku plong, bekerja bersama, makan bersama, dan ketawa ria bersama. termasuk capek ria bersama juga. Apalagi terkenang masa silam, saat aku kelas 3 SMA, waktu itulah aku menjadi panitia qurban pertama kalinya. Kami yang paling kecil dan di percayakan oleh bapak-bapak panitia di waktu itu sebagai tukang bungkus daging dan timbang, serta membagikan daging dan bersih-bersih.  Ya, sangat menyenangkan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te