Terima kasih partner, teman ku ini lebih dulu 3 bulan masuk di perusahaan tempat kami bekerja saat ini. Memang ini perusahaan pertama tempat dia bekerja. Sekarang sudah 2 tahun 11 bulan dia bekerja di perusahaan ini. Banyak hal dibagian keuangan yang diurusinya. Bukan hanya banyak, semua malahan.
Ketika ditanya kok bisa semuanya kamu kerjakan, ya gimana lagi tidak ada lagi yang bisa mengerjakannya. Apalagi ketika dia cuti, tidak seorang pun kerjaannya bisa dibantu teman di bidang lainnya.
Dahulu kami gak sampai 10 orang, namun seiring berjalan dan bertambahnya karyawan, kerjaan tambah banyak, namun gajinya masih segitu juga. Lebih lucu lagi, ketika ada orang yang baru masuk ke perusahaan kami, malahan gajinya lebih gede dari teman ku ini. Padahal dari segi kerjaan juga tidak sebanding. Untuk hal ini, dia pernah minta pendapatku gimana ini gak adil, katanya. Lalu ku bilang sabar saja dulu.
Ternyata, masuk lagi orang baru. Kerjaan yang juga tidak sepadan dan gajinya pun sama dengan dia. Wah, ini gak fair, saya lebih lama dan banyak yang dikerjakan, sedangkan staf baru gaji sama dengan kerjaan yang tidak sebanding, lanjutnya. Aku hanya bilang, sabar saja. Coba minta ke sibos kenaikan gaji atau tunjangan. Untung saja, dia masih sabar.
Meskipun begitu, dia selalu coba mencari kerjaan yang baru. Pernah suatu ketika dia dipanggil wawancara, lulus sampai tahap innterview, lalu ku beri saran...setelah itu, akhirnya beliau gak jadi ambil di sana. Alasan yang di sampaikan , padaku adalah kondisi serta jam kerja gak menentu, bahkan libur pun bisa harus masuk.
Terakhir dia melamar di sebuah showroom mobil toyota yang terkenal dan penempatan di kota kelahirannya. Tanpa sepengetahuanku. Akhirnya beliau lulus. Sebelum interview terakhir beliau ceritakan padaku. Lalu aku memberikan saran apa yang harus di jawab saat interview. Alhamdulillah, akhirnya beliau lulus dengan gaji yang lebih gede dari tempat sekarang dan ditempatkan di rumah orang tuanya pula.
Awal mula bos ku belum kelihatan panik, habisnya teman ku ini menguasai semua keuangan di perusahaan. Jika dia resign dalam waktu dekat, penggantinya tidak akan lansung lancar menggantikan dia, butuh waktu lama untuk berlatih bagi penggantinya. Nah, persoalannya terletak di invoice klien. Jika lama, maka oustansding pembayaran akan tinggi, tentu akan mengganggu neraca keuangan perusahaan dan kinerja sibos akan kelihatan jelek jadinya. Bagitu pun aku juga akan turut terseret. Bagaimana tidak, kinerja ku bagus selama ini salah satunya gara-gara dibantu dia juga. Jika penggantinya tidak secekatan dan teliti seperti dia, tentu aku akan susah juga ke depan.
Sudah beberapa kali di bujuk rayu sama sibos akhirnya beliau kekeh juga untuk resign dari perusahaan. Yah, bagaimana lagi. Kita gak memiliki hak untuk melarang orang untuk pindah ke perusahaan lainnya. Terpaksa melepaskannya ke perusahaan lain.
Banyak hikmah disini yang kulihat. Sudah jelas karyawan bagus dan potensial, jujur, ulet dan telaten, tidak dibuat betah dan nyaman, harusnya gajinya di naikkan. Sudah jelas salah satu urat nadi operasional perusahaan di tangan dia semua. Dibandingkan dengan sibos atau pun aku, lebih banyak dia mengetahui dibandingkan kami. Tapi mau dikata apa, semuanya sudah terlambat.
Pernah dia berkata padaku, ketika dahulu minta naik gaji gak diberikan, ketika paling dibutuhkan dan udah mau resign baru diberikan kenaikan gaji. Hatinya pun udah kena katanya...hahaha.
Padahal sebenarnya dinaikkan gajinya pun perusahaan tidak akan rugi. Karena satu orang dia, sebanding dengan kinerja 3 orang biasa. Lebih irit perusahaan bahkan, ketika dia masih di perusahaan. Dinaikkan gaji dua kali lipat pun, perusahaan masih untung. Namun, gimana perusahaan selalu telat mikir.
Gak terbayang sama perusahaan efeknya apa ketika dia resign. Minimal 6 bulan stabilitas pembayaran invoice tentu akan terganggu. Tentu klien bisa putus, kinerja jadi jelek dilihat dari kantor pusat. Akan banyak jebol keuangan jika penggantinya tidak sejujur dia. Akan banyak uang yang akan keluar, jika penggantinya tidak seamanah dia.
Yah, begitulah. Selalu saja penyesalan terjadi, ketika nasi sudah jadi bubur. Mau gimana lagi?
Btw, Semoga sukses ditempat yang baru ya teman..Maaf kan jika ada salah tutur kata dan perbuatan. Maaf juga banyak membuatmu kesal. Harus ku akui, banyak pekerjaan dan targetku tercapai lantaran bantuan mu teman. Ingat, April nanti datang ya ke pestaku, hehehe...
Komentar
Posting Komentar
Mohon kesediaannya untuk meninggalkan komentar untuk tulisan ini..
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)